. ....dan seminggu setelah itu
Menikah lah aku dengan hendra..
di rumah kontrakan sepupu ku
tante ku tidak mau rumah nya di pakai
untuk menikah kan aku dan hendra dengan alasan
tante ku belum pernah menikah kan anak
menurut mitos itu tidak baik.
dengan upacara yg amat sangat sederhana...
tanpa musik,tanpa lamaran,tanpa,hantaran...tanpa tamu undangan
Hanya keluarga ku yang merantau ke yogya yang hadir
Itu pun tidak semua hanya Sembilan orang
Sepupuku dan ante-tante ku yang kamu beri tahu.
suasana pernikahan yg lebih mirip dengan kematian.
Tidak ada pancaran kebahagiaan di wajah-wajah upaca pernikahan itu
Layaknya sebuah pernikahan yang semestinya.
aku sudah tidak bisa merasakan apapun...
Hanya menangis..dan menangis...
sampai penghulu datang aku membeku di dalam kamar..
''tidak..!!''...aku tidak mau menikah, aku tidak mencintai calon suamiku...”
Terobek resah dalam nyata
Berujung tangis pecah tak bermakna
Jiwaku hampa
Seperti bunga yang tlah menghitam dalam mekarnya…
ketika ijab qobul akan di langsungkan
aku di jemput dalam kamar oleh salah seorang tante ku..
aku berontak,aku meraung…aku memohon ….
''tdak ,tante..aku tidak mau menikah..!!!!!''
Aku menjerit..pilu rasanya....
Teringat wajah ibuku yg jauh di tanah kelahiran ,
Penderitaan ibu ku..
Dan bagai mana sedih nya ibu ku bila mengetahui semua nya..
Namun akhirnya,tante ku harapan..
Bahwa pernikahan ini tidak akan lama….
Dengan keterpaksaan yang amat sangat
,keluarlah aku,hanya menggunakan celana panjang,baju lengan panjang
Yang di pinjami sepupu ku serta jilbab...
itulah busana pernikahan ku......
aku tidak bisa memaknai janji-janji yg di bacakan penghulu
aku tidak perduli,aku hanya menangis...menangis..
benci dan benci,
sesal dan menyesal....
atas semua yang tergaris kan.
Setelah tetek bengek pengesahan pernikahan usai..
aku di bawa hendra dan keluarganya...
aku resmi menjadi istri hendra dan harus tinggal di rumah nya..
duhhhh…gustiii…sakittt sekali harus seatap,
satu kamar dengan orang yang tidak kita cintai…
****************************************************************************************
Berhubung sekolahan ku sekolahan bebas dan saat itu
Ujian SMU tinggal menunggu dua minggu lagi
Maka aku masih bisa mengikuti ujian akhir…
Aku tinggal ditengah keluarga suamiku yang biasa biasa saja
Namun keangkuhan mereka yang selalu mereka tunjuk kan
Aku tinggal di kamar yang di sekat triplek di rumah hendra…
Tiap malam hanya ada rasa takut..
Takut bila hendra menjamah ku….
aku bersyukur hendra tidak pernah memaksa ku melayani dia
Hendra selalu membela aku bila keluarganya memfitah aku
Yang tidak-tidak…
Hendra juga tidak pernah lagi keluyuran,dan mabuk-mabukan…
Di rumah itu aku tinggal bersama kedua orang tua hendra
Adiknya satu perempuan dan kakak sulungnya perempuan
Yang kebetulan juga sedang hamil…
Berhubung aku dan hendra beda bahasa dan adat istiadat
Banyak sekali terjadi konflik…
keluarga hendra tidak suka pada ku,yang tidak bisa apa-apa urusan dapur
tidak bisa masak,nyuci dan saat itu aku juga belum bisa berbahasa jawa
sedang ibu hendra tidak bisa bahasa Indonesia…
Jadilah aku berkurung dalam kamar...
Semakin hari keluarga hendra semakin menjadi
Fitnah aku dan selalu mencari kesalahan ku
Aku sudah tidak tahan..
Di depan hendra mereka baik pada ku,
Saat hendra tidak ada di rumah mereka mulai teror aku…
Sempat aku bicarakan ini sama abang ku
Tapi abang ku meminta aku bertahan….
Sampai aku melahir kan.
Demi rasa kasihan ku juga pada hendra
Aku bertahan di rumah itu
Setelah tamat SMU hendra berusaha kerja apa saja
Sambil meneruskan diploma tiganya di komputer
Dari ikut proyek semprotan masal
Demam berdarah..
Sampai menjadi tambal ban dadakan di jalan dekat rumahnya
Hendra berusaha menyenangkan aku…
Lama-lama aku iba melihat kegigihannya
Ingin mendapat kan cinta ku
Sampai tujuh bulan setelah menikah
Hendra sakit
Mau tidak mau aku wajib merawat nya
Saat itulah aku mulai berani bersentuha dengan hendra
Jiwa wanita ku tanpa terasa keluar dengan sendirinya
Dan muali saat itulah
Aku dan hendra melakukan hubungan suami istri
Setelah tujuh bulan…
Itu pun hanya rasa kasihan yang ada,minimal benci ku
Pada hendra sudah mulai sirna
Namun cinta itu aku belum bisa menghadirkan nya….
******************************************************************************************
Tanpa terasa usia kandungan ku sudah lebih dari Sembilan bulan
Hari itu ,Sore selepas ashar aku merasa kan perut ku mulas sekali
Aku panggil hendra yang saat itu sedang duduk-duduk di teras rumah.
“ndra,perut ku mules banget nih..”
Kataku menghampiri hendra
“aduh..jangan-jangan sudah waktunya melahir kan”
Hendra menjawab setengah panik.
Maklumlah kami masih sangat muda untuk memiliki anak.
Dan untuk mengetahui bagaimana tanda-tanda akan melahir kan.
‘tolong kamu panggil abang ku”
Pinta ku pada hendra,aku ingin abang ku
Yang temani aku.
Saat hendra sedang menjemput abang ku
Aku masuk ke dalam kamar,menahan sakit sendirian
Mertua ku tahu kondisi ku yang sudah kesakitan
Hanya bertanya..
“lho..dah mau nglahirin to..??”
“iya ini sudah mules”
Jawab ku…
Namun hanya itu setelah itu mereka tidak perduli lagi.
Aku juga diam saja sudah biasa buat ku menghadapi ketidak
Perdulian keluarga hendra…
Sampai abang ku dan hendra datang
Baru lah mereka sok sibuk,keluar masuk kamar ku
Nyuruh ini itu peda hendra
Usap-usap punggung ku…
Uuuuhhhh…muakkk banget aku rasanya
Melihat kemunafikan keluarga hendra…
“Aku harus segera keluar dari rumah ini”
Begitulah di antara sakit perut ku yang aku fikir kan
Hanya abang ku dan hendra yang membawa ku ke klinik bersalin.
Setelah bertarung nyawa hampir dua belas jam
Bayi ku belum juga mau keluar
Aku sudah kehabisan tenaga dan darah.
Aku katakan pada abang ku
Bahwa aku sudah tidak sanggup lagi….
Akhirnya abang ku dan hendra meminta para dokter
Untuk segera melakukan operasi Caesar
Mereka khawatir terjadi apa-apa
Dengan aku dan anak ku.
************************************************************************************
Tepat pukul 00.00 wib tanggal dua puluh desember
Aku mendengar lengking tangis bayi yang kencang dan jernih….
Seorang bayi perempuan yang cantik dan mungil…
Bergetar hati ku saat pertama kali bayi itu
Di tunjuk kan oleh para perawat kepada ku
Dan di telungkup kan di dada ku..
“ah..anak ku..anak ku..kenapa kau terlahir dengan jalan
Cerita seperti ini”
Gumam ku perihhhhh sekali…..
Hendra terlihat sangat gembira..matanya selalu berbinar
Saat melihat bayi mungil itu yang memang wajahnya
Mirip sekali dengan hendra..
Abang ku datar tak terbaca..
Dan aku…..entah lah..anatara lega dan sedih
Bercampur baur menjadi Satu
Sebagai wanita,naluri keibuan ku mulai keluar
Apa lagi saat para perawat mengantar bayi itu
Ke kamar rawat inap dan meminta ku untuk belajar menyusui
Aku tidak kuasa menolak nya…
Bahkan ada rasa yang aneh menelusupi rongga dada ku
Entah..rasa bahagia,rasa bangga
Entah ….aku tidak bisa mengarti kan rasa ku saat itu…
*******************************************************************************
Berhubung persalinan ku melalui bedah Caesar
Dokter meminta ku untuk lebih lama berada di klinik tersebut
Takut terjadi pendarahan atau infeksi,alasan mereka.
Tepat tiga hari aku berada dalam perawatan medis
Abang ku datang ke klinik tempat aku di rawat…
Saat itu aku sedang berlatih jalan supaya lemas jahitan bekas operasian ku
Sambil menggendong yose…
Nama anak perempuan ku….
Aku berjalan di beranda klinik
Yang memang di buat sedemikian rupa untuk
Memberi kenyamanan lebih bagi ibu-ibu
Pasca melahir kan.
Saat abang ku tiba,ada rasa yang aneh tiba-tiba menyergap hati ku
Apa lagi aku melihat di dalam mobil abang ku
Banyak barang-barang keperluan ku
Yang aku tau itu di ambil di rumah hendra
Abang datang berdua dengan hendra
Namun dari jauh aku bisa melihat kemurungan
Dan kegelisahan di raut muka hendra…
“bagaimana keadaan mu dek..?”
Abang menghampiri ku sambil tersenyum.
“sudah lumayan enak bang”
“yose lucu bang,sudah belajar minum ASI “
cerita ku riang
tapi abang ku tidak merespon kata-kata ku
“ndra kamu bawa dulu anak mu”
Sambil meraih yose dari gendongan ku
Di berikan nya yose pada hendra..
“ayo dek,ganti baju mu,nanti administrasi klinik biar hendra yang selesai kan”
Abang memerintah kan aku..
Seperti kerbau di cucuk hidung nya
Aku menurut saja
Aku masuk kamar dan ganti baju….
Tidak berani bertanya apa pun….
Abang memapah ku perlahan membawa ku
Masuk mobil nya..
Saat itu aku fikir abang jemput aku dan yose
Untuk Pulang ke rumah hendra
Tapi sampai mobil mulai meninggal kan klinik
Aku heran ..
”kok yose dan hendra tidak ikut”
Hendra hanya mematung bak lukisan
Di beranda klinik
Sambil menggendong yose.
Aku masih bingung dan terdiam
sampai setelah seratus meteran meninggal kan Klinik
aku baru sadar bahwa yose benar-benar tidak ikut dengan ku.
“bang mau kemana ini..?”
“kenapa yose tidak di bawa..”
Tanya ku galau…
“Kita pulang…kau harus pulang ke rumah kita
Dan sekolah lagi…”
“bang,apa maksud abang aku pulang ke lampung sekarang…?
Tanya ku kembali menegas kan…
“iya…kau pulang.,..lupa kan semua yang terjadi,tugas mu sudah selesai”
Jawaban dingin dan tegas keluar dari aksara abang.
“ingat surat perjanjian itu..?”
“Nah..sekarang kamu sudah melahir kan …sudah beres semua
Besok hendra yang akan mengurus perceraiannya”
Tanpa beban dan dengan tatapan tetap lurus ke jalan raya abang ku mengingat aku akan perjanjian
Pra nikah antara aku dan hendra….
Degh..!!!
Aku tiba-tiba terhempas…
Ya…surat perjanjian itu…surat perjanjian resmi pra nikah itu…
Kenapa aku bisa lupa….
‘ahh..bukankah harusnya aku bahagia..”
“bukan kah ini yang aku tunggu-tunggu..keluar dari rumah seperti neraka itu
Jauh dari laki-laki yang tidak aku cintai…
Sekolah lagi,mengisi masa remaja ku dengan karya dan cita-cita ku,
ya..bukankah harusnya aku gembiraaa..?”
Aku berdiolag dalam hati….
Namun entah mengapa,,,tiba-tiba ..sayup halusinasi ku menari..
Aku mendengar tangisan yose…
Tangisan bayi mungil ku….
Dan…
Tes..tes….
ASI ku menetes deras sampai membasahi t-shirt yang aku kena kan
“yose..yose..yose bang..dia perlu aku,dia perlu ASI ku”
Spontan aku berteriak sambil berusaha hentikan tangan abang untuk
Semakin mempercepat laju mobil nya
Kami sudah dua ratus meter meninggal kan klinik
Di mana hendra tengah sendirian dengan kesedihannya
Melepasku pergi….
“kau bicara apa dek…!! Sudah lah biar di urus hendra bayi mu..!”
“tidak bisa bang..!..kasihan yose,tolong..aku mohon kembali ke klink kita bawa yose..”
Pinta ku memohon….
“tidak akan abang kembali kan kau ke tangan orang seperti hendra dan keluarganya..
ingat..kau di perkosa hendra..!!!
“kamu tidak mencintai hendra..!!”
“dan satu lagi hendra dan keluarganya tidak memiliki apa-apa
Untuk membahagia kan kamu”
Ingat penderitaan mu selamat tujuh bulan setengah ini
Kamu selalu di teror keluarga hendra..keluarga tidak tahu di untung..!!
Kalau mereka kaya ,wajar mereka meperlakukan kamu seperti itu,
Kamu tahu untuk biaya operasimu saja orang tua hendra tidak mau membayarnya
Semua abang yang membiayainya..!!”
maki abang ku..
“kamu masih terlalu mida untuk menjadi ibu,masa depan mu masih panjang”
‘sekali pun kamu sudah pernah melahir kan abang yakin kamu nanti bisa mendapat
Suami yan lebih kaya dan berpendidikan dari pada hendra”
Abang ku berusaha member harapan untuk ku..
“tidak bang..aku tidak mau itu sekarang..aku mau yose’
Aku mul;ai panik..jarak ku mulai jauh dari klinik.
Abang menambah kecepatan mobil nya
Terjadi rebutan setir dan kopling mobil
Hingga mobil oleng dan hampir menabrak
Bis antar provinsi yang ada di depan kami….
Aku tidak menyia-nyiakan kesempatan,segera saja aku
Buka pintu mobil aku meloncat keluar…
Aku tidak perduli dengan kendaraan yang masih banyak di belakang
Mobil abang ku..
Aku tidak perduli dengan sakitnya badan ku saat harus
Terjatuh dan bergulingan di jalan raya..
Aku tidak perduli lagi dengan keselamatan nyawa ku
Akupun sudah tidak perduli dengan caci maki pengendara lain yg merasa terkejut dengan kenekatan ku
Yang aku perdulikan hanya suara sayup tangisan yose memanggil ku…
****************************************************************************************
Setelah aku sempurna bisa berdiri dengan kulit yang sudah terluka
Aku segera berlari menuju klinik..
Aku berlari sambil menahan sakit..
Tidak aku perdulikan kekacauan dan kemacetan
Di jalan raya itu.
Sekuat dan secepat mungkin aku berlari kea rah klinik bersalin itu.
Tapi tiba-tiba tepat di belakangku
“teeeeetttt..teeeeeeetttttttt…!!!”
Suara klakson mobil membuat ku terkejut
Aku menoleh ke belakang….
“ohhh..abang…!!!”
Rupanya abang ku tidak menyerah…
Dia mengejar ku dengan mobilnya..
Aku kehilangan akal…
Seberapa cepat lari ku di banding kecepatan mobil itu….
Aku berusaha memutar otak..bagaimana caranya lepas dari
Kejaran abang ku..
Spontanitas…aku menoleh jalan perkampungan,
jalan dimana Aku sering lewati bersama hendra saat aku memeriksakan kehamilan ku.
Tanpa buang waktu lagi,aku berlari secepatnya kearah jalan perkampungan,
saat abangku Membuka pintu dan akan menghampiri aku.
Aku sengaja mencari jalan yang tidak bisa di lewati kendaraan roda empat.
Aku berusaha menghilangkan jejak dari abangku.
“ayumi…!!!..dengarkan abang baik-baik..bila kamu kembali kepada hendra..
Kamu kehilangan kami,kamu kami buang dari keluarga..kami tidak sudi bertanggung jawab
Akan hidupmu dan kami tidak akan perduli lagi dengan hidup mu…!!!”
Itulah teriakan terakhir yang ku dengar dari abang ku
Sebelum abang ku benar-benar telah kehilangan jejak ku…
“aku di buang dari keluarga”
***************************************************************************************
Aku terus berlari menyusuri gang-gang sempit agar bisa secepatnya sampai
kearah suara tangis anak ku yose…
tanpa ku sadari..
dari kedua belah paha ku telah mengalir darah segar
aku tidaki merasakannya…
aku pendarahan….
Semua orang yang melihat ku berteriak
Mencoba menghentikan lari ku
Mencoba menolong ku..
Tapi aku tidak perduli..
Aku terus berlari
Dengan darah yang sudah membasahi celana panjang yang aku kena kan….
Setelah hamper empat puluh lima menit aku berlari
mataku mulai berkunang-kunang karena sudah kehabisan darah
dan tenaga ku sudah habis….
Dengan tetap berlari sekuat tenaga yang tersisa
Sampai juga aku di klinik dimana yose memanggilku dengan bathinnya…
Masih sempat aku melihat suatu pemandangan yang amat miris….
Sebelum aku pingsan
Aku melihat hendra memeluk yose dengan air mata yang mengalir dari ke dua mata hendra
Duduk termenung di depan gerbang masuk klinik itu..
Saat hendra melihat ku datang…
Dia tersenyum dan berkata dengan parau…
“yose ..tuh kan bunda mu kembali…ayah tadi bilang apa…
Jangan menangis,bunda mu sangat menyayangi mu yose..dia pasti kembali untuk kita anak ku..”
Air mata ku membanjir..perih dada ku melihat
Yose dan hendra….
Terkoyak hati ku akan keputusan abang ku membuang aku dari keluarga….
Tersakiti aku dalam dilema yang hadir di hidup ku..
Dengan tertatih aku peluk yose di pangkuan hendra…
Pelan hanya berupa desisan aku berkata pada hendra
“iya mas..aku kembali..untuk anak ku…aku kembali demi anak ku..”
Setelah itu gelap….
Gelap semuanya…aku sudah kehabisan darah…
Hitam…. yang terakhir ku lihat,sehitam bunga hidup ku yang
Akan Aku lalui kelak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar