Cari Blog Ini

Senin, 07 Maret 2011

“…TIraI ABU – ABU,..ElaNg GuRuN…”



Di tepian bibir sungai  yang bening…
Di batu cecadasan yang menyerupai lempengan…
Abang dan kania  duduk berdampingan larut dalam percakapan disela kepedihan Tanya yang tertutur tanpa jawab…..

“mereka sebagai orang tua hanya ingin tau silsilah kehidupan calon menantunya bang…??....apa itu salah..?”
“aku tidak pernah mengatakan itu salah,hanya dari awal sudah ku katakan,kalau kamu mencintaiku,kamu harus bisa terima apa adanya aku,hidupku dan asal usulku”
“bang,aku mencintaimu dengan semua masa lalumu,kelebihan dan kekuranganmu,tapi aku punya orang tua,saudara,saat ini abang utarakan ingin menikahiku dan orang tuaku hanya ingin tahu siapa abang,orang tua abang,keluarga abang,hanya itu “
“kania..,bukankah selama dua tahun hubungan kita aku sudah katakan semua padamu tentang hidupku,dan aku sudah pernah bilang,apapun tentang hidupku,aku mampu menjawabnya,..namun satu hal,jika kau Tanya siapa ayahku…aku kan seperti batu karena aku pun tidak tahu siapa ayahku..”

Pelan dengan ketertekanan dan kepiluan abang mengakhiri perdebatan itu…
Lelah tergambar di raut wajahnya….
Keputus asaan seolah tlah menyemburat di seluruh relung hati dan hidupnya…

Akankah kembali terhempas tautan kasih yang terjalin……
Untuk ke 3 kalinya..harapan untuk merajut bahagia berumah tangga harus kandas,ya…terbentur karang pertanyaan…
…..siapa ayahmu..dimana ayah mu…
Begitu pentingkah sejarah bibit,bebet,bobot..?
Abang kembali tertegun….
“aku bukan begundal,bundaku mengajariku kebaikan,hidup yg lalu penuh penderitaan tlah mendidikku menjadi orang yg berusaha berbuat baik,mengasihi dan jujur…”
Pada usia yg masih sangat muda,abang telah mampu meraih sukses,dalam hal materipun tidak ada satu kekurangan dalam kehidupannya..
Itu diraihnya tidak dengan mudah….
Namun itupun belum cukup untuk menjadikannya seorang “menantu” tanpa pertanyaan “BIBIT,BEBET,BOBOT”……..

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………….

“sudah pulang nak…”
Lembut seorang bunda menyambut putranya….
“iya bunda,sedikit kurang enak badan”
Abang berusaha memberi alasan,kepada wanita yang telah berjuang sendiri  untuk hidupnya,dengan kerja keras dan kasih serta doanya….
Sekilas abang menatap mata tua itu….
“ahhh…bunda akankan ku koyak lagi hatimu dengan pertanyaan itu…?”
Empat tahun yang lalu,abang telah sangat melukai hati bundanya dengan semua pertanyaan tentang ayahnya,dan abang tidak ingin mengulangi lagi,apa haknya melukai wanita yang begitu tulus,begitu kokoh dan begitu sabar pada dirinya….dalam semua penderitaan hidup bundanya dan dirinya…juga hinaan yang selalu mereka terima…

“tidurlah nak,sepertinya kau sangat lelah..katakan pada bunda apa yang menjadi bebanmu …”
Sambil mengusap kepala abang layaknya kecil dulu….
begitulah selalu bunda menyejukkan hati abang…
“bunda,maafkan abang,abang belum bisa membalas semua kebaikan bunda”
“anak ku,bunda tidak menginginkan apa – apa darimu,bunda cukup senang melihatmu bahagia,sehat dan bisa tersenyum,..”
Lembut bunda kembali membelai abang…anak semata wayang nya…
“bunda..abang sudah bahagia…sangat bahagia,apa lagi kalau tuhan mengijinkan abang bisa menikahi kania..”
Seperti bergumam abang berucap….

Bunda tersenyum…senyum bagai nuansa kabut,sangat menyejukkan…biasanya seperti itu,namun entah..kali ini abang tidak merasakannya….bagai hilang tersulam resah yang menggayuti hatinya.
“kau sudah dewasa nak,dalam hal materi kau sudah mampu berumah tangga,dalam hal kematangan diri pun bunda rasa kau telah siap…kenapa kau seolah putus asa nak..”
“iya bun..dalam hal materi dan usia mungkin abang siap,hanya..bunda maafkan aku,…bolehkah aku tau,siapa ayahku….karena ini yang selalu menjadi dinding kokoh yang tak mampu tertembus untuk bahagiaku..”
Bergetar  suara abang memberanikan diri kembali melukai hati sang bunda…
“apa maksudmu nak…!!..bukankah hal itu pernah kita bahas dan bunda katakan tidak ada lagi bahasan mengenai siapa ayah mu..”
“bunda,tolong mengertilah,sudah dua kali aku gagal menyunting wanita,hanya karena pertanyaan itu”
“apakah bunda tidak ingin secepatnya menimang cucu,melihat aku memiliki istri seperti sosok bunda”
Sedikit meninggi gemuruh kata abang….mewakili rasa yang berenyut pada hatinya..

“bunda ingin itu,tapi tidak harus tau siapa ayahmu..!”
Terdengar bercampur amarah suara bunda…

Suasana mulai sedikit meradang…seperti itu lah situasi setiap pertanyaan itu muncul…
“bunda,tolong aku,beri tahu aku siapa ayahku,siapapun dia,aku hanya ingin tau bun…”
“aku bukan terlahir dari batu kan bun,jadi pasti aku memiliki seorang ayah …siapa dia bunda..???”
Abang sudah tidak mampu mengendalikan gemuruh emosinya…sudah tidak perdulikan bening yg mulai mengeruh di kedua mata sang bunda….
“cukup nak..!!!”
“hentikan keingin tahuanmu tentang siapa ayahmu..,”cukup…!!..apa bedanya kau memiliki ayah atau tidak..?”
Abang diam….berlalu…dengan sesak pertanyaan yang tak pernah terjawab…
bunda terisak menutup pintu kamarnya dengan satu hentakan mewakili emosi yang meletup di hatinya….
Perdebatan itu tidak mencapai titik temu…kembali hanya mengambang di gantungan langit
Bagai gerimis api yang perlahan turun membakar hati….

………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….

Dari dalam kamar mewah yg serba berfasilitas itu,kerontang hati sang bunda….dari balik jendela kaca yg berhadapan dengan kolam renang…sang bunda memandangi pria yang 30 tahun lalu dilahirkan dalam penderitaan dan kelabu sejarah hidup….

Mirisss…menggeliat kembali luka puluhan tahun itu,ada ketidak tegaan untuk hati seorang ibu,namun…”ah…..apa bedanya kau tau ayahmu atau tidak anak ku…???”
Kembali berbuncah pamungkas kata berdentuman dihati lara sang bunda…..
Keberhasilan hidupmu anak ku,kebersihan nuranimu,ketulusan kasihmu kepada sesama manusia itu sudah cukup sebenarnya untuk menjadikanmu seorang menantu dan suami….
Kenapa harus tahu siapa ayahmu…????
Apakah dengan kau memiliki ayah dan tau siapa ayahmu,kaupun akan menjadi anak yang berbudi seperti sekarang…?????
Lihatlah,anak – anak,metropolis lainnya,meski mereka jelas tau siapa ayah mereka,namun apa yang tarjadi di dalam perjalanan hidup mereka…??
Tidak jarang justru kehancuran usia muda yang mereka miliki…..

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Sambil terus menatapi punggung anaknya sang bunda menatapi kebekuan senja…..
Mengeja kembali kenangan perih pada beku malam…..

Tergambar klise – klise kegelapan itu…..
Adalah dahulu tepatnya tiga puluh dua tahun yang lalu….
Seorang wanita yang telah diperkosa dan terpaksa menikah dengan pemerkosanya,menjadikannya seorang istri dan ibu dari ketiga anak – anak nya….
Cintanya tumbuh setelah tiga tahun pernikahan kepada suaminya yang telah mejadikannya dalam usia sangat belia seorang ibu….
“ROSE”….
Begitulah wanita itu sering disapa…wanita yang tegar,setia kepada suaminya,walaupun selama Sembilan belas tahun pernikahan yang dimulai dari usia lima belas tahun itu,suaminya sangat sering menyakiti hatinya...peminum,berselingkuh......
Pernah juga rose menyaksikan sendiri bagaimana suaminya bergumul dengan wanita simpanannya di dalam kamar tidur rose dan suaminya……..

Rose berusaha bertahan dan mempertahankan biduk rumah tangga itu,demi anak – anaknya,demi kekukuhan sikapnya saat keluarga besarnya tidak mengijinkan rose melanjutkan pernikahannya dengan suaminya….

Rose sendiri lupa akan kebahagiaan hatinya…
Kesalahan sang suami selalu penuh maaf darinya…hingga dua anak lelaki yang manis – manis terlahir kembali dari rahim rose…setelah satu anak wanita hasil dari pemerkosaan sang suami terlahir…

Dalam usia masih sangat muda rose telah sukses dalam materinya….
Usia dua puluh lima tahun dengan kekuatan kaki dan perkawinan yang compang – camping,rose sudah menjadi pengusaha muda wanita yang ternama di kotanya….
Rose berusaha pertahankan kesetiaannya sebagai istri dan ibu…..
Dengan menahan luka hati yang selalu dihunjamkan oleh suaminya….


Hingga saat perkawinan  itu berjalan Sembilan belas  tahun,saat itu rose baru melahirkan anak ke tiga nya…
Kesuksesan usahanya merapuh…..
Kebusukan – kebusukan dari beberapa karyawan yang menggunting dalam lipatan,dan polah kawan – kawan yang dianggap sahabatnya namun menikam dari belakang,mulai meledak……
Menjadikan rose seorang tertuduh penggelapan uang milyaran rupiah dan mobil – mobil mewah….
Kalut…itu yang dirasakan rose…sedang suaminya yang selama ini tidak pernah mau ikut membantu usaha finansial rose,dan tidak menghidupui keluarga tidak mau tau tentang kekalutan rose…

Berlarut kasus – kasus perbankkan ,penggelapan hingga penganiayaan tertuduhkan untuk seorang rose…
Sampai tujuh bulan kondisi makin carut marut,rose sudah tidak berani pulang kerumah,telah resmi pula rose menjadi buron para penegak hukum.
Saat itu semua karyawan sudah kabur sendiri – sendiri….
Harta benda sudah tidak ada penghitungannya tersita pihak BANK …..
Sementara suami rose hanya diam tanpa ada usaha sama sekali untuk menyelesaikan urusan rose…
Bahkan masih saja perselingkuhan dia lanjutkan,dikala buronpun rose masih tetap berusaha memenuhi kebutuhan rumah tangganya….
Betapa sangat berat rose lewati masa – masa itu…..
Rose tidak pernah meninggalkan anak dan suami selama ini,walau pernikahan rose tidak bahagia namun rose berusaha membesarkan ke tiga anak – anak rose dengan kasih sayang dan budi pekerti yang baik…
Rose sangat menyayangi dan memperhatikan ke tiga anaknya juga suaminya apa lagi anak terkecilnya baru berusia tujuh bulan…dan harus ditinggalkannya …perih..itu yg dirasakan rose diantara ketakutannya menghadapi ancaman hukuman dan para preman – preman suruhan para pendana yang dulunya notabene sahabat – sahabat rose….

Dalam masa buron itu ada seorangkaryawan rose yang setia menemani rose…
Dia lelaki tegap,pelatih bela diri  …yang tadinya di kantor rose ditempatkan sebagai kepala debt colector….
ANGGA..nama pria itu  dia yang masih setia mengabdi pada rose walau kondisi rose telah papa…
hingga pada suatu hari rose merasa sudah saatnya angga pergi dari kehidupan rose.
Rose tidak mau egois dan melibatkan angga dalam masalah ini ,rose ingin menanggungnya sendiri.

“pak angga,saya sudah tidak bisa memberi gaji bapak,saya sudah tidak punya apa – apa lagi,saya tidak mau melibatkan bapak dalam hukum,maka dari itu,pulanglah pak,biarkan saya sendiri  dalam buronan ini”
Rose mencoba untuk kesekian kalinya “usir” angga si karyawan dari polemik hidupnya…
“tidak bu,saya akan jaga ibu,kita sama – sama cari orang yang membawa uang – uang ibu,kita bayarkan kependana,ibu bisa pulang kerumah lagi berkumpul dengan anak – anak ibu lagi”
Begitulah selalu harapan angga…..
“rasanya sulit pak,sudah terlalu melebar kasus ini,sedang suami saya sendiri tidak perduli dengan keadaan saya “
 pelan terisak rose mengingat bagaimana suaminya tidak perduli kondisinya…
“itulah bu,yang membuat simpati saya dari awal kerja pada bu rose,ibu seorang diri menghidupi keluarga ,sendiri melawan kerasnya hidup sementara bapak hanya mabuk,selingkuh..hanya itu saja,sedang ibu hanya diam menghadapi itu”
“saya hanya tidak mau ada perceraian dan anak – anak kehilangan bapaknya pak”
Sendu rose member jawaban…..
Dan angga pun tak bergeming meninggalkan rose….
Dengan ketulusan angga menjaga rose dan tetap berusaha mencari klien – klien rose agar mengembalikan uang – uang perusahaan,agar rose terbebas dari kasus penggelapan yang dituduhkan pada rose.

Namun harapan angga sia – sia…semua nasabah sudah raib…ruang gerak rose sudah tidak ada lagi dikotanya,maka sepakat rose dan angga,melarikan diri keluar kota rose,mereka mengontrak sebuah rumah,tanpa putus asa mencari solusi agar rose terbebas dari hukuman….

Rose sendiri sudah semakin ciut nyali…ketakutannya bukan hanya kepada para penegak hukum namun pada preman – preman suruhan pemodal yang uangnya belum kembali…..ke anarkisan satu demi satu dialami rose….
Karena itulah rose berniat segera meninggalkan kotanya mencari tempat persembunyian…
Setelah mereka mendapat tempat kontrakan di daerah terpencil,rose memohon pada angga untuk mengambil anak bayi rose dan satu pembantu dirumahnya dan itu berarti angga harus turun ke kota mereka….
Saat itulah angga dengan bertaruh nyawa pulang kekota….

………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
Pagi itu angga berngkat dengan tekad dan keyakinan untuk kebahagiaan rose agar bisa berkumpul dengan anak rose yang masih berusia tujuh bulan itu.
Rose ditinggal sendirian menunggu dalam gelisah….
Berdoa agar angga berhasil selamat membawa bayinya.

………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….

Tepat pukul 10.00 wib,tibalah angga kekota mereka….
Angga memilih jalan memutar agar warga kota tidak mengetahui kehadirannya,karena angga tau bila kehadirannya tercium polisi maka habislah riwayat rose….

Dengan melewati gang kecil,angga berhasil sampai kerumah rose,bayi rose telah siap dengan keperluannya….
Dengan membawa satu pembantu dibawalah bayi rose oleh angga…
Saat itu angga merasa kondisi aman – aman saja..
Namun tepat saat angga mencapai batas kota…
Angga dikejutkan oleh beberapa motor yang menghalangi mobil angga yang membawa bayi rose…
“ahh..ternyata preman – preman suruhan pendana mencium kedatangan ku”
Menggumam angga…
Delapan orang….
Menghadang laju mobil angga…

“cepat beri tau kami dimana bu rose,kalau tidak kami ambil bayi rose..!!!!”
Gertak salah satu preman…
“bu rose tidak pakai uang-uang bos kalian..kenapa mesti dia yang mau kalian siksa…!!!!”
Tidak gentar angga …
Yang difikirnya hanya keselamatan bayi rose….

Dan perkelahian tidak bisa dielakkan,demi nyawa bayi rose angga berusaha mati – matian
Melawan ke delapan preman yang akan merebut bayi rose….
Akhirnya dengan perjuangan yang melandaskan hidup dan mati
Dan dengan jari kaki dan lengan yang hampir putus
 Angga berhasil membawa bayi rose dengan selamat kepangkuan rose….

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

Terkejut,bingung,panik,itu yang rose rasakan….saat angga pulang…
Walau kebahagiaanpun dirasakan karena setelah tiga bulan berpisah dari bayinya rose bisa memeluknya kembali….
Ketakutan teramat sangat merajai rose….
Setelah membawa angga kedokter dan akhirnya  dua jari angga harus diamputasi rose marasa sangat berhutang budi…merasa bersalah….
“pak sudah saya katakan,bapak pulanglah,saya tidak mau nyawa bapak menjadi sia – sia karena saya,saya tidak bisa member imbalan apa pun pada bapak”
Rose kembali berusaha untuk “usir” angga…

Tapi bagai sambaran halilintar…rose mendengar gumaman pengakuan angga…
“bu…entah kenapa saya senang menjaga dan merawat ibu,mungkin karena rasa saya”
Rose terkejut…
“Apa maksud pak angga…??..
“saya mencintai ibu,dari awal saya kerja,saya merasa  ibu seorang wanita yang sangat tegar dan hebat”

Cesssssssss….diiinggginnnn,beku bagai es hati rose……….
Sama sekali hal ini tidak diperkirakan rose,…dia tidak bisa mencintai angga,bukankah rose pun masih bersuami….
Dan selama ini walau sangat tersakiti oleh suaminya rose berusaha menjaga kesuciannya sebagai istri…
Tapi rasa berhutang budi rose,rasa bersalah itu .rasa lelah takut dan penat itu….
Membawa rose melakukan sesuatu yang benar – benar tidak terpikirkan sebelumnya…
Malam itu rose dan angga bercinta…rose tanpa cinta tanpa rasa…beku….entah…antah…bencana apa lagi ini…bathin rose penuh sesal dengan apa yang mereka lakukan malam itu…

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

Setelah malam itu rose makin merasa terkurung dalam semua permasalahan…hingga saat ke dua kali rose dan angga lakukan itu,rose menangis…meraung..
“tuhan..tolong ,aku tidak mau begini,aku tidak mencintai angga,aku tidak mau berpisah dari anak – anak dan suamiku”
Doa rose penuh sesal….
Dan saat itulah rose putuskan…..
“pak angga maafkan saya,saya tidak bisa begini terus,sementara ini saya akan melarikan diri keluar negeri dengan bayi saya, saya tidak mau keluarga saya hancur berantakan”
“maafkan saya pak angga,anggap diantara kita tidak pernah melakukan apa – apa”
“kalau saya nanti berhasil diluar negeri,akan saya bayar semua uang – uang pendana,dan saya akan ambil ke dua anak saya,juga saya ajak suami saya”


Angga diam,terlihat kecewa dimatanya….
Tapi tekad rose sudah bulat,pergi dari negeri inibukan maksud rose untuk meninggalkan tanggung jawab,rose hanya tak ingin terpisah dengan anak – anaknya dan tidak ingin rumah tangga rose berantakan.

Tepat sehari sebelum kepergian rose keluar negri….
 sehabis maghrib,tiba - tiba pintu rumah kontrakan rose digedor orang…
Rose baru saja menidurkan bayinya…
Angga sedang menonton TV,baru saja angga buka pintu depan…..
“jangan bergerak…!!!!!”
Puluhan polisi sudah mengepung rumah….
Rose..
Akhirnya tertangkap….
Entah bagaimana polisi bisa tau persembunyiannya…
Entah siapa yang berkhianat…

………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….

Dan dengan menggendong bayi yang baru satu bulan berada kembali kepelukan rose…masuklah rose kedalam kasta terendah manusia…..penjara…
Saat yang paling menggiriskan bathin rose adalah saat rose harus serahkan bayi rose kepada adik rose….
Sesaat setelah tertangkap rose kabari adik …

Naluri ibu dan anak…begitulah yang dirasa rose…
Saat bayi rose mendekap kencang dalam gendongan rose…
Saat mata bening tak berdosa itu seolah berkata…
“bunda..jangan biarkan aku dipisahkan dari bunda”
Membuncah rasa kepedihan rose..
Dengan belaian dibisikanlah kata pada bayinya…
“bunda sayang adek..adek sayang bunda”
Itulah kata terakhir yang terucap…
Dan terakhir pertemuan mereka….ibu dan anak…


Angga tetap tidak mau meninggalkan rose…
Dia dengan member kesaksian palsu ikut masuk menemani rose ke dalam penjara
hanya untuk menjaga rose….
Dan Mulailah rose manjalani tahap pemeriksaan di polres kota rose….
Tanpa disadari rose ..perbuatan rose dan angga yang hanya dua kali mereka lakukan telah menjadi sesuatu yang tumbuh…bernyawa…
Saat  dalam proses pengadilan tiba – tiba rose merasa mual dan pusing…
Dan rose pingsan…
Setelah di periksakan ke rumah sakit…terbuktilah…
Rose hamil…….

Dunia seakan runtuh bagi rose….
Masuk penjara..hamil….
Terpisah dari anak – anak dan suami…..
Mengandung anak dari lelaki yang tidak dicintainya dan tidak mungkin dinikahinya…..


…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Suami rose menceraikan rose…anak – anak rose terpisah – pisah…semua orang mencaci,menghina rose dan anak dalam kandungan rose…..
Rose diam,sekuat hati dia tahan kehamilannya di dalam penjara….
Walau dalam hinaan rose tidak ingin menutup dosa dengan dosa…
Kehamilannya adalah buah dosa,jika rose menggugurkan itu sama dengan menutup dosa itu dengan dosa…
Dalam penderitaan dan kehidupan penjara dipertahankanlah kehamilannya….
Dan angga…dengan keras rose perintahkan menjauh dari hidupnya….
Rose tidak ingin hidup tersiksa,hidup bersama orang yang tidak rose cinta

Rose mencoba kuat dan bertahan hingga kehamilan rose memasuki usia Sembilan bulan…
Terpenjara,tanpa ada ayahdari kehamilannya dan pandangan hina….


Malam itu, rose merasakan tanda – tanda akan melahirkan
Berteriaklah kawan-kawan satu sel rose memanggil para sipir…
“ada yang mau melahirka…!!!!!!”
“ada yang mau melahirkan…!!!!!”
Sontak serempak mereka juga panik,karena darah sudah mulai keluar dari kandungan rose….
Karena mengalami kesulitan melahirkan normal,malam itu dengan dikawal beberapa sipir rose dilarikan kerumah sakit …sendirian rose bertarung nyawa….

Dan Hari itu tepat pada waktu masuk subuh seorang bayi laki  - laki tampan dengan kencangnya melantunkan tangis menyambut hiruk pikuk kehidupan dunia….
Kembali lara itu menyembilu rose saat pertanyaan –pertanyaan datang….
Saat identifikasi pasien ditanyakan siapa nama ibunya…
“rose”
Status
“narapidana”
Nama bapak
“tidak ada”…………

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Tiga hari setelah melahirkan dibawalah pulang bayi itu kedalam sel penjara….
Rose membesarkan bayi itu dilingkungan penjara lingkungan yang orang awam tau,adalah tempat orang-orang jahat.
Namun rose berusaha memberi yang terbaik disana…
Walau nyamuk menghisapi darah sang bayi…
Dan celaan orang….
Rose bertekad tidak akan memberikan bayinya kesiapapun
“aku akan besarkan dia,didik dia,aku akan tunjukkan meskipun dia terjadi dari hubungan yang haram dan terlahir ditempat yang hina tapi akan menjadi anak yang berbudi dan berhasil”
Itulah tekad rose….

Sampai usia satu setengah tahun…bayi yang tidak bersalah itu ikut terpenjara bersama rose…
Angga pun sudah hilang …entah kemana..
Terakhir bertemu saat angga mencoba ambil bayi rose..
Tapi rose tolak dengan keras
“cukup pak angga,biarkan saya dengan anak saya,jangan ganggu saya lagi,tinggalkan saya dan anak saya,saya tidak mau terpisah lagi dari dia seperti saya terpisah dengan anak-anak saya yang lain”
Itulah terakhir percakapan rose dengan angga….
Dan pertemuan terakhir….

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….

Setelah bebas dari penjara…
Rose bawa bayinya pulang kerumah orang tua rose…..

“sudah bebas rose”
Sambut ibu dan keluarga rose….
“alhamdulilah sudah”
“rose kalau kamu mau tinggal disini silahkan,tapi kami tidak mau dengan bayi yang kau bawa,kami malu anak itu tidak punya ayah dan lahir dipenjara”
Begitulah kata sambutan yang memanjang….yang membuat rose bagai terusir dari dunia…
Hancur…hancur perasaan rose….
“aku tidak memiliki apa-apa,uang ,kerja tempat tinggal….
Tapi aku tidak mau kalau harus terpisah dengan anakku lagi…..”
Rose memilih pergi……

Berjuang…berpeluh,dengan doa,kepasrahan dan kerja keras…..
Rose…sang mantan napi mampu kembali dalam kesuksesan..
Mampu membesarkan sang bayi yang ditolak,dihinakan menjadi anak yang sukses berbudi luhur dan berbakti kepada orang tua…

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..

Perlahan bunda keluar dari kamarnya…
Pelan diusapnya bahu abang….
“maafkan bunda nak….”

Terkejut abang,menoleh kepada bundanya,melihat mata sembab bundanya hati abang tersayat…
“sudahlah bunda…” dengan bersujud di kaki bunda abang menitikkan air mata
“maafkan abang,bunda…abang tidak akan pernah bertanya lagi..”
“anak ku….suatu hari kau pun akan merasa banyak kehilangan,bunda tidak ingin kehilangan keceriaanmu,andai kau mengetahui siapa ayahmu,sama saja akan melukaimu”
“apakah abang anak haram bunda…?”
“anak ku,tidak ada anak yang haram,yang haram adalah hubungan yang terjadi itu kalau tanpa pernikahan”
Rencah sang bunda menghibur abang…..
Tiba – tiba abang berdiri,memeluk bundanya…..
“bunda sudahlah kalau memang kania dan keluarganya tidak mau terima abang,dengan kondisi ini,biarlah mungkin belum jodoh ya bun…”
Senyum keikhlasan mengembang disudut wajah tampan itu….
“anak ku….cinta harusnya tidak diukur dari materi dan masa lalu,disaat kau mencintai seseorang,terimalah dia apa adanya disaat kau menemukannya”
Lembut kata – kata bunda…
Sekarang kesejukan itu telah terasa di hati abang….

“Ya…aku yang akan menjalani hidup ….bukan masa laluku ,bukan orang tuaku, bukan ayahku…..
Aku harus tegar aku seorang pria…sedang bundaku saja mampu tegar dalam penderitaannya..aku tidak mau cengeng”
Abang berusaha menguatkan hatinya sendiri….

“bunda ayolah dongengi aku cerita – cerita tentang kekaisaran yang tangguh..aku ingin seperti mereka..”
Kolokan abang merajuk bundanya mereka tersenyum berdua…
Dengan kepedihan dan masa lalu yang hanya tuhan yang mampu menentukannya….


…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Rose…sang bunda…terdiam sesaat…dengan doa dalam kasihnya….
Abang…namamu ELANG GURUN…
Bunda hanya ingin kau kuat…
Terbanglah dengan sayap – sayapmu yang terbuat dari ukiran kepedihan….
Dalam gersang gurun kasih seorang ayah..kau tetap …ELANG….
Si tangguh dari rahim bunda….

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………












Tidak ada komentar:

Posting Komentar